Powered By Blogger

Senin, 28 April 2014

ekonomi pembangunan bab 5

            PENGERTIAN, UNSUR DAN FUNGSI PERENCANAAN
Dalam proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and relating of fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result”.
Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
1.     Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
2.     Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
3.     Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
 Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
2.      Fungsi Perencanaan
Robbins dan Coulter menjelaskan fungsi dari perencanaan sebagai berikut:
1.     Perencanaan sebagai Pengarah
Perencanaan merupakan upaya untuk meraih atau mendapatkan sesuatu secara lebih terkoordinasi. Dalam hal ini perencanaan adalah sebagai pengarah atau guide dalam usaha untuk mencapai tujuan secara lebih terkoordinasi dan terarah.
2.  Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi membawa ketidakpastian bagi organisasi. Kadang perubahan tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan akan tetapi tidak jarang perubahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ketidak pastian inilah yang harus diminimalisasikan, dengan adanya perencanaan, ketidak pastian yang akan terjadi di kemudian hari diantisipasi sebelumnya.
3.  Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
Setiap organisasi pasti membutuhkan sumber daya, dengan adanya perencanaan, sebuah organisasi di awal sudah melakukan perencanaan mengenai penggunaan sumber daya sehingga diharapkan tidak terjadi pemborosan dalam hal penggunaan sumber daya yang ada sehingga organisasi tersebut bisa meningkatkan tingkat efisiensinya.
4.  Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas.
Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan berusaha membandingkan antara tujuan yang telah ditetapkan dengan realita di lapangan, dan mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga bisa mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
3. Persyaratan Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik tentunya harus dirumuskan. Perencanaan yang baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu faktual atau realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif.
Faktual atau realistis. Artinya bahwa perencanaan yang akan ditetapkan oleh organisasi harus sesuai dengan fakta dan kondisi tertentu yang akan di hadapi oleh organisasi.Logis dan rasional. Artinya bahwa perencanaan yang akan dirumuskan dapat diterima oleh akal (logis) dan rasional sehingga dapat di dilaksanakan.
Fleksibel. Artinya bahwa perencanaan yang baik bersifat fleksibel dan tidak kaku. Perencanaan tersebut harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dimasa mendatang.Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk dapat bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komprehensif. Artinya bahwa perencanaan yang baik harus menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan satu bagian saja, akan tetapi juga mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain dalam organisasi tersebut.

4.      Jenis Perencanaan
Perencanaan mencakup banyak variasi antara lain:
(1) Misi atau Maksud (Mission atau Purpose)
Di dalam masyarakat, setiap entitas mempunyai peran sendiri. Peranan tersebut kemudian menentukan misi atau maksud dari keberadaan mereka dalam masyarakat tersebut. Kalau mereka tidak mempunyai misi atau maksud keberadaan, maka entitas tersebut tidak akan mempunyai eksistensi dalam suatu masyarakat. Misi entitas bisnis biasanya memproduksi dan/atau mendistribusikan barang atau jasa ekonomis
(2)   Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir dimana aktivitas atau kegiatan organisasi diarahkan atau ditujukan. Tujuan merupakan rencana organisasi yang paling dasar. Suatu organisasi secara keseluruhan mempunyai suatu tujuan, kemudian bagian-bagian dalam organisasi tersebut juga mempunyai tujuan masing-masing, akan tetapi tujuan dari masing-masing bagian tersebut harus menyumbang atau mendukung tujuan organisasi secara keseluruhan.
(3) Strategi
Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan organisasi melalui alternatif pemilihan tindakan yang diperlukan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
(4) Kebijakan
Kebijakan juga merupakan rencana karena merupakan pernyataan atau pemahaman umum yang membantu mengarahkan pengambilan keputusan, khususna cara berfikirnya bukan aksinya. Seringkali kebijakan merupakan pernyataan tidak tertulis.
(5) Prosedur
Prosedur juga merupakan rencana karena menetapkan cara penanganan suatu aktivitas di masa mendatang. Prosedur lebih mengarahkan tindakan, bukannya mengarahkan cara berpikir. Prosedur menjelaskan secara detail bagaimana suatu aktivitas harus dilakukan.
(6)       Aturan
Aturan merupakan rencana yang dipilih dari beberapa alternatif, dan harus dilakukan, atau tidak dilakukan. Aturan mengharuskan tindakan tertentu yang spesifik dikerjakan, atau tidak dikerjakan, tergantung situasi yang dihadapi. Aturan berkaitan dengan prosedur karena aturan mengarahkan tindakan, tetapi tidak menyebutkan urutan waktu.
(7)  Program
Program merupakan jaringan yang kompleks yang terdiri dari tujuan, kebijakan, prosedur, aturan, penugasan, langkah-langkah yang harus dilakukan, alokasi sumber daya dan elemen lain yang harus diakukan berdasarkan alternatif tindakan yang dipilih. Biasanya modal dan anggaran dipakai untuk mendukung program.
(8) Anggaran
Anggaran adalah merupakan rencana yang dinyatakan dalam angka-angka. Anggaran disamping merupakan alat perencanaan, juga merupakan alat pengendalian.
5. Proses Perencanaan
Proses perencanaan bisa dilihat pada bagan berikut:Proses perencanaan dimulai dengan mempelajari lingkungan eksternal organisasi, kemudian dilanjutkan dengan misi, turun lagi ke tujuan organisasi. Tujuan organisasi merupakan kunci efektivitas organisasi.
Tujuan mempunyai beberapa fungsi:
(1)   Tujuan memberikan dan menyatukan arah kemana organisasi harus bergerak.
(2)   Tujuan dan proses penetapan tujuan akan mempengaruhi perencanaan.
(3)   Tujuan dapat berfungsi sebagai alat motivasi karyawan.
Berdasarkan tujuan organisasi, perencanaan dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis perencanaan, yaitu:
(1)   Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun) untuk mencapai tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi secara keseluruhan. Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang menggambarkan alokasi sumberdaya, prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
(2)   Perencanaan Taktis
Perencanaan taktis ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, yaitu untuk melaksanakan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana ini mempunyai jangka waktu yang lebih pendek (1 – 5 tahun) dibandingkan dengan rencana strategis. Perencanaan taktis biasanya di buat oleh manajemen puncak dan manajemen menengah.
Tujuan taktis biasanya diturunkan dari tujuan strategis. Sebagai contoh, suatu perusahaan mempunyai rencana strategis menstabilkan suplai bahan baku. Rencana taktis kemudian dikembangkan melalui pembelian bahan baku dari perusahaan pensuplai bahan baku.
(3)   Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai fokus yang lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun) dan melibatkan manajemen tingkat bawah.
Ada 2 jenis rencana operasional:
a.  Rencana Tunggal (sekali pakai)
Rencana tunggal adalah rencana yang dilakukan sekali pakai, sebagai contoh ketika perusahaan merencanakan ekspansi, pembuatan pabrik baru, penarikan tenaga kerja baru dan lainnya.
b.Rencana Standing
Rencana standing adalah rencana yang bisa dipakai berulang-ulang. Rencana standing bisa menghemat waktu dan tenaga karena rencana ini bisa diterapkan pada situasi yang sama.
6. Perencanaan Situasional
Perencanaan situasional merupakan perencanaan yang memasukkan alternatif perencanaan yang berbeda. Dapat dikatakan perencanaan situasional adalah perencanaan cadangan, apabila rencana A tidak berhasil karena adanya sebab-sebab tertentu maka rencana B dapat dilaksanakan.
Tahap pertama adalah melakukan perencanaan seperti biasanya, yang kemudian dikembangkan dengan mempertimbangkan kejadian-kejadian situasional. Dalam tahap kedua, perencanaan dilaksanakan, kejadian situasional secara formal diidentifikasikan/dirumuskan. Indikator kejadian situasional dirumuskan/ditentukan. Jika indikator tersebut menunjukkan terjadinya kejadian situasional, alternatif rencana situasional dilakukan. Jika tidak ada kejadian situasional, perencanaan yang semula yang dilakukan.
Kejadian situasional yang dipilih merupakan kejadian yang diperkirakan mempunyai efek (dampak) yang paling serius terhadap pelaksanaan rencana organisasi. Perencanaan situasional terutama bermanfaat untuk organisasi dengan lingkungan yang dinamis, dimana ketidakpastian dan perubahan merupakan fenomena yang umum dalam lingkungan tersebut.
7. Beberapa Alat Bantu Bagi Perencanaan
Beberapa alat analisis atau model yang bisa dipergunakan untuk membantu proses perencanaan antara lain Bagan Arus (Flow Chart), Bagan Gantt (Gantt Chart) dan Jaringan PERT (PERT Network)
(1)   Perencanaan dengan Flow Chart
Pendekatan Flow Chart ini biasanya dipakai oleh mereka yang mendalami teknik komputer, teknik atau sistem informasi. Namun pendekatan ini bisa juga dipakai dalam dunia manajemen. Flow Chart adalah model grafis yang menunjukkan model sistem yang menggambarkan kejadian yang berkesinambungan dan keputusan ya atau tidak.
Contoh Flow Chart untuk pembelian buku bacaan
(2)   Penjadwalan Melalui Gantt Chart
Penjadwalan adalah salah satu bagian penting dalam perencanaan. Ketika kegiatan organisasi begitu banyak dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya, Gantt Chart pada dasarnya membantu manajer untuk dapat mengaturnya melalui proses penjadwalan. Jadi Gantt Chart adalah teknik penjadwalan secara grafis atas berbagai rencana kegiatan.
Contoh Gantt Chart
(3)   Perencanaan dengan PERT
PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technique. PERT merupakan alat Bantu perencanaan melalui penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara kronologis dan berkelanjutan bagi pekerjaan yang sifatnya tidak rutin, berskala besar maupun kompleks.
Ada 4 konsep yang harus di pahami dalam PERT yaitu:
a.      Event atau kejadian
Indikator dari performa pekerjaan baik sebelum maupun sesudah pekerjaan dilakukan sekaligus juga menunjukkan apakah suatu pekerjaan lain dapat dilakukan atau sebaliknya berdasarkan indikator ini.
b.      Activity atau kegiatan
Bagian dari berbagai pekerjaan yang sedag dalam pengerjaan dari keseluruhan pekerjaan yang berkesinambungan.
c.      Time atau waktu
Menunjukkan perkiraan waktu pengerjaan dari keseluruhan kegiatan sebagaimana diatur dalam jaringan PERT.
d.      Critical Path atau indikator kritis
Menunjukkan waktu kritis bagi pengerjaan kegiatan dalam kerangka path yang dapat diterima atau menunjukkan batas toleransi akan suatu pekerjaan yang dilaksanakan.
8.      Hambatan dalam perencanaan
Perencanaan dan penetapan tujuan mempunyai kemungkinan hambatan. Selain itu, sering pula pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Keadaan ini bisa timbul karena:
(1)   Kurang pengetahuan tentang organisasi;
(2)   Kurang pengetahuan tentang lingkungan;
(3)   Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif;
(4)   Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang;
(5)   Biaya;
(6)   Takut gagal;
(7)   Kurang percaya diri;
(8)   Ketidak sediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.
Menurut Stoner James (1988) ada 2 jenis hambatan utama terhadap pengembangan rencana  yang efektif. Pertama, adalah perlawanan internal para calon perencana terhadap penetapan sasaran dan penyusunan rencana untuk mencapainya. Kedua, yang terdapat di luar perencana, yaitu keengganan dan menolak rencana yang membawa perubahan dalam organisasi.
9.      Cara mengatasi hambatan
Beberapa cara untuk mengatasi hambatan dalam perencanaan:
(1)      Melibatkan para pegawai, terutama mereka yang terkena pengaruh dalam proses perencanaan.
(2)      Memberikan banyak informasi kepada para pegawai tentang rencana dan kemungkinan akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya perubahan, manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan untuk pelaksanaan yang efektif.
(3)       Mengembangkan suatu pola perencanaan dan penetapan yang efektif, suatu “track record” yang berhasil mendorong kepercayaan kepada para pembuat rencana serta menyebabkan rencana baru tersebut diterima.
(4)       Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan terhadap
para anggota organisasi dan memperkecil gangguan yang tidak perlu.
        PERLUNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Dengan adanya perencanaan, diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi.
Dengan perencanaan, maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal
hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan bukan hanya dilakukan
mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga
mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin akan dihadapi.
Perencanaan dalam pembangunan ekonomi mengusahakan supaya ketidakpastian
dapat dibatasi sedikit mungkin.
Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang
cara pembangunan ekonomi yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan
untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination) untuk
mendapatkan hasil pembangunan ekonomi yang terbaik pula.
Dengan perencanaan, dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan dari
segi penting atau tidaknya suatu tujuan pembangunan ekonomi, sasaran maupun
kegiatan usahanya.
Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan atau evaluasi (control or evaluation).
Perencanaan digunakan lebih sebagai suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan
dengan lebih baik. Dengan adanya perencanaan yang matang dan penuh
perhitungan, diharapkan apa yang menjadi tujuan dari pembangunan ekonomi
dapat tercapai dengan cepat dan sesuai dengan target yang diharapkan.
        SIFAT, PROSES, DAN PERANAN PERENCANAAN EKONOMI
Sifat dan Peranan perencanaan ekonomi
Pengertian perencanaan ekonomi adalah usaha secara sadar dari suatu pusat
organisasi untuk mempengaruhi, mengarahkan, serta dalam beberapa halbahkan
mengendalikan perubahan variabel ekonomiyang utama dari suatu negara atau
wilayah tertentu selama periode tertetu selama periode waktu tertentu sesuai
dengn tujuan-tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Suatu rencana ekonomi juga dianggap serangkaian sasaran target ekonomi secara
kuantitatif yang khusus dan harus di capai dalam suatu jangka waktu tertentu.
Rencana ekonomi bisa bersifat menyeluruh atau parsial. Suatu rencan bersifat
kompherensif, memenapkan sasarannya mencakup seluruh aspek pokok
perekonomian nasional. Sedangkan rencana yang bersifat parsial hanya mencakup
sebagian dari perekonomian nasional seperti sektor industri, sektor pertanian,
sektor luar negeri, dan sebainya. Oleh karene itu untuk menghindari hal-hal yang
lebih membingungkan maka pada pembahasan selanjutnya nanti akan kita
bedakan 3 macam perencanaan ekonomi yang utama.
Proses Perencanaan Ekonomi
Bisa di bagi 4 tahap :
1.    memulai suatu rangkaian yang di tetapkan oleh pemimpin polotik
2.    mengukur ketersediaan sumber daya yang langka selam periode perencanaan tersebut
3.    Di tetapkan proyek-proyek investasi yang termasuk dalam perencanaan nasional untuk mengembangkan tujuan pembangunan nasional
4.    Mengerjakan proses pemilihan kegiatan yang mungkin dan penting untuk mencapai tujuan nasional tanpa terganggu oleh adanya kendala kendala sumber daya dan organisasional
        PERENCANAAN DALAM BERBAGAI BENTUK SISTEM EKONOMI
A.    Perencanaan Dalam Perekonomian Kapitalis
Merupakan usaha yang dengan sadar di lakukan pemerintah mencapai
pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengerjaan yang tinggi dan harga yang
stabil melalui berbagai instrumen kebijaksanaan fiskal dan moneter
B.    Perencanaan Dalam Perekonomian Sosialis
Peranan perencanaan hanya berusaha untuk mencegah agar perekonomian tidak
keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang diinginkan melalui alat
kebijaksanaan yang aktif namun tidak langsung. Dan bukan hanya menetapkan
seperangkat asaran tertentu yang merupakan suatu rangkaian kemajuan ekonomi.
C.    Perencanaan Dalam Perekonomian Campuran
Adalah suatu lingkungan kelembagaan dimana sebagian dari sumber daya
produktif di miliki dan di kelola oleh pihak swasta, sedangkan sebagian lainnya di
miliki oleh pemerintah.
        SYARAT SYARAT BERHASILNYA SUATU PERENCANAAN
1.    Komisi perencanaan
Pembentukan suatu komisi perencanaan yang harus di organisir dengan cara yang
tepat.
2.    Data Statistik
Membutuhkan adanya analisis yang menyeluruh tentang potensi suberdatya yang
di miliki suatu negara beserta segala kekurangannya
3.    Tujuan
Tujuan yang di capai hendaknya harus realistis dan di sesuaikan dengan kondisi
perekonomian negara tersebut.
4.    Penetapan sasaran dan prioritas
Di buat secara makro dan sektoral

5.    Mobilisasi Sumber daya
Adanya pembiayaan oleh pemerintah sebagai dasar mobilisasi sumber daya yang
Tersedia
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
Usaha-usaha perencanaan ekonomi masa orde lama
-         Tahun 1947, di mulai suatu perencanaan
-         Tahun 1952, dimulai usaha perencanaan
-         Tahun 1956-1960, disusun rencana pembangunan
-         Tahun 1961-1969, disusun rencana pembangunan nasional.

Program dalam orde baru :
1.    jangka panjang
2.    jangka pendek
Dalam perumusan dan pelaksanaan suatu teori maupun dalam penyusunan suatu
strategi pembanhunan nasional sebagaimana telah di ungkapkan,
indonesiapun tidak melepaskan diri dari asas politik ekonomi yang di anut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar