KEBIJAKAN EKONOMI DALAM NEGRI
Paket kebijakan ekonomi
pemerintah Dalam Negeri pada Tahun 2008-2009 yang tertuang dalam Inpres Nomor 5
tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009 memuat berbagai kebijakan
ekonomi yang dapat dikelompokkan ke dalam 8 bidang. Salinan Inpres Nomor 5 tahun
2008 yang diperoleh di Jakarta, Selasa, menyebutkan, 8 bidang itu adalah
kebijakan perbaikan iklim investasi, kebijakan ekonomi makro dan keuangan,
kebijakan ketahanan energi, dan kebijakan sumber daya alam, lingkungan dan
pertanian.
Inpres menginstruksikan kepada 29
pejabat mulai dari menteri hingga bupati/walikota untuk mengambil
langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Fokus Program Ekonomi
tahun 2008-2009. Pelaksanaan Fokus Program Ekonomi 2008-2009 itu dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menjaga kelestarian sumber daya
alam, peningkatan ketahanan energi dan kualitas lingkungan, dan untuk
pelaksanaan komite dalam rangka menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN.
KEBIJAKAN EKONOMI LUAR NEGRI
Kebijakan luar negeri suatu negara,
yang juga disebut kebijakan hubungan internasional, adalah serangkaian sasaran
yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di
bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer serta dalam tingkatan yang
lebih rendah juga mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan
organisasi-organisasi non-negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor
dalam usaha untuk memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari
kerjasama multilateral internasional. Kebijakan luar negeri dirancang untuk
membantu melindungi kepentingan nasional, keamanan nasional, tujuan ideologis,
dan kemakmuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari
kerjasama secara damai dengan bangsa lain, atau melalui eksploitasi. Biasanya,
tugas menciptakan kebijakan luar negeri adalah wewenang kepala pemerintahan dan
menteri luar negeri (atau jabatan yang setara). Di beberapa negara, lembaga
legislatif juga memiliki hak pengawasan yang cukup.
STRATEGI UPAYA
MINIMUM
Harvey Leibenstein menyatakan bahwa sebagianbesar NSB
dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan(vicious circle od proverty) yang
membuat mereka tetapberada pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapitayang
rendah. Jalan keluar dari kebuntuaan ini adalahdengan melakukan suatu upaya minimum
kritis tertentu yang akan menaikkanpendapatan perkapita pada tingkat di mana
pembangunanyang berkesinambungan akan terjadi.Leibenstein mengatakan bahwa
dalam tahap transisi darikeadaan keterbelakangan ke keadaan yang lebih maju
dimana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangkapanjang yang mantap diperlukan
suatu kondisi dimana suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan
pertumbuhan lebih besar diatas batas minimum kritis tertentu.
STRATEGI PEMBANGUNAN
SEIMBANG
Strategi pembangunan seimbang bisa diartikandengan
pembangunan berbagai jenis industri secaraberbarengan (simultaneous) sehingga
industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi
pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan
di berbagai sektor, Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian,
sektor luar negeri, sektor domestik dan antara sektor produktif, singkatnya
strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak
dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua faktor tumbuh bersama.
Untuk ini diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan
sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak
dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penawaran
barang. Ini meliputi pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah
jadi, bahan baku, sumber daya energi, pertanian dan pengairan. Pemnabgunan
seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud menjaga agar proses
pembangunan tidak menghadapi hambatan – hambatan dalam:
Ø Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi
(air dan listrik, fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar,
Ø Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan
diproduksikan
Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka
tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi
yang dilakukan pada sebelum usaha pemnbangunan dilakukan. Oleh karena itu,
strategi pembangunan seimbang disebut pula teori dorongan besar besaran (big
push theory).
STRATEGI PEMBANGUNAN
TAK SEIMBANG
Strategi pembangunan tak seimbang ditemukan oleh Albert O.
Hirshman dan Paul Streeten. Menurut mereka, pembangunan tak seimbang adalah
pola pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan di NSB.
Pola pembangunan ini menurut Hirshman, berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut:
Ø Secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya
tidak seimbang.
Ø Untuk mempertinggi efisien sumber daya – sumber daya yang
tersedia.
Ø Pembangunan tak seimbang akan menimbulkan kemacetan atau
gangguan – gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong bagi
pembangunan selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar