Powered By Blogger

Kamis, 17 November 2016

Etika Pada Pasar Ekonomi Global (softskill 2)

Sebagaimana sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa etika bisnis sangat diperlukan bagi seluruh perusahaan atau suatu badan usaha. Etika bisnis tersebut bermaksud untuk membatasi perilaku atau kegiatan suatu perusahaan. Beretika tidak hanya untuk berperilaku antar sesama indvidu, namun dalam menjalankan suatu kegiatan di perusahaan, maka kita juga harus beretika. Ketika kita beretika, maka usaha yang akan dilaksanakan tersebut juga akan berjalan dengan baik.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Etika Bisnis adalah Suatu kode etik perilaku Pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan bisnis.
Etika adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar.
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu:
1.        Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2.        Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3.        Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Beretika dalam bisnis juga memberikan manfaat yang cukup banyak bagi suatu perusahaan, seperti :
1.        Bermanfaat sebagai pemodan perilaku.
2.        Bermanfaat sebagai identitas suatu perusahaan.
3.        Visi dan Misi perusahaan jelas.
4.        Membatasi peran perusahaan.
5.        Dapat meningkatkan kredibilitas.
6.        Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) di bidang etika.
7.  Bagi perusahaan yang sudah go public, dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor.
8.        Membangun corporate image.
9.        Dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang..
10.    Untuk menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
Cara mempertahankan standar etika :
1.        Menciptakan kepercayaan perusahaan
2.        Jalankan kode etik
3.        Lindungi hak perorangan
4.        Adakan pelatihan etika
5.        Lakukan audit etika secara periodik
6.        Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jagan hanya aturan
7.        Hindari contoh etika yang tercela
8.        Ciptakan budaya komunikasi dua arah
Perusahaan bertanggungjawab atas beberapa faktor, seperti :
1.        Tanggung jawab terhadap lingkungan
2.        Tanggung jawab terhadap karyawan
3.        Tanggung jawab terhadap investor
4.        Tanggung jawab terhadap pelanggan
5.        Tanggung jawab terhadap masyarakat

Dengan beretika, maka akan membawa perusahaan menjadi Good Corporate Culture. Yang artinya adalah perusahaan akan terus diterima keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Perusahaan akan menjalin hubungan yang baik dengan para masyarakat sekitar. Karna dalam menjalankan tugas atau kegiatan, perusahaan tersebut akan mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam hal memberikan informasi tentang usaha yang dijalankan. Hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar juga sangat diperlukan dalam kelangsungan hidup perusahaan.
Alasan Atas Kode Etik :
1.        Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
2.      Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.
3.        Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
4.        Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak beretika.
Etika Bisnis di Era Globalisasi
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed country lebih mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan.
Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk mendapatkannya. Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan sebagai modal untuk meraih keberhasilan:
1.        Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk yang lebih murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat menjual minyak lebih murah.
2.    Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan lebih efisien atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang sama. Contohnya produsen mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi terpadu pada pembuatan mobil balap.
Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan. Terdapat beberapa halangan yang dapat menghadang perdagangan internasional seperti perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi dan perebedaan hukum dan politik. Perusahaan harus mampu menyikapi barrier tersebut
Selain social budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk berdasarkan kepercayaan perseorangan dan norma sosial dengan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa, pengalaman, perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah:
1.        Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
2.        Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.
3.        Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
4.        Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.
Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung dengan sosial dan lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan religi atau keterpangilan moral, dan semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.

Etika Bisnis dalam Persaingan
Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memenangkannya, sehingga yang sering terjadi persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang banyak selain juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.
Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya.
Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari nilai-nilai moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin berhasil dalam kegiatan bisnis, ia harus mengindahkan prinsip-prinsip etika. Penegakan etika bisnis makin penting artinya dalam upaya menegakkan iklim persaingan sehat yang kondusif. Sekarang ini banyak praktek pesaing bisnis yang sudah jauh dari nilai-nilai etis, sehingga bertentangan dengan standar moral. Para pelaku bisnis sudah berani menguasai pasar komoditi tertentu dengan tidak lagi mengindahkan sopan-santun berbisnis. Keadaan ini semakin krusial sebagai akibat dari sikap Pemerintah yang memberi peluang kepada beberapa perusahaan untuk menguasai sektor industri dari hulu ke hilir.
Persaingan usaha dalam Bisnis
Persaingan hanya terjadi pada system dunia yang bebas. Hal ini merupakan faktor yang paling penting dalam memajukan perekonomian. Dalam bahasa Inggris persaingan disebut “competition” , Marshaal Howard berpendapat bahwa persaingan merupakan istilah umum yamg dapat digunakan untuk segala sumber daya yang ada. Persaingan adalah jantungnya perekonomian pasar bebas.
Produsen harus memenuhi keinginan konsumen dalam pelayanan yang lebih efisien dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pesaingnya. Produsen akan memperoleh keuntungan dari konsumen apabila ia mampu melayani konsumen secara efisien, dan sebaliknya apila ia tidak mampu, maka ia akan mengalami kerugian dan kebangkrutan.
Adanya persaingan dalam bidang industry akan memaksa para pesaing bisnis untuk menghasilkan barang-barang berkualitas. Perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan efisien akan memperoleh keuntungan yang besar dan tetap hidup. Sedangkan perusahaan yang tidak efisien akan mengalami kekalahan dalam bersaing sehingga lama-kelamaan akan bangkrut. Adanya persaingan akan memberikan peluang bisnis, yaitu pasar bebas, dimana tidak ada larangan-larangan atau batasan-batasan bagi perusahaan untuk keluar atau masuk dari pasar.
Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang disertai adanya bentuk pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang member kontribusi pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau menjual sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika terjadi persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaan hanya menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.
Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan hasil pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan sendirinya. Dalam hal ini para pelaku ekonomi berhasrat menguasai berbagai sector industry sekaligus, mulai dari industri hulu sampai industri hilir.
Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat. Disini persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak jujur, ditambah dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan bisnis. Sehubungan dengan berlangsungnya era globalisasi, maka persaingan harus transparan dan mengandalkan profesionalisme.
Keuntungan dan Etika
Perlu digaris bawahi bahwa sejak semula tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan, atau lebih tapat, keuntungan adalah hal yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan tujuan satu-satunya. Sebagaimana dianut oleh pandangan bisnis yang ideal, maka dari sudut pandang etika, keuntungan bukan hal yang buruk. Bahkan secara moral, keuntungan merupakan hal yang baik, dan diterima karena, pertama, keuntungan memungkinkan suatu perusahaan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Kedua, tanpa memiliki keuntungan, tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu tidak akan menjadi aktivitas ekonomi demi memacu pertumbuhan ekonomi. Ketiga, keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan tetapi juga untuk menghidupi karyawan-karyawannya, bahkan pada tingkat dan taraf hidup yang lebih baik. keuntungan yang diperoleh, perusahaan dapat terus mengembangkan usahanya yang berarti menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisa sadar betul bahwa perusahaan yang unggul bukan karena perusahaan mempunyai kinerja bisnis manajerial financial yang baik, melainkan perusahaan juga mempunyai kinerja etis dan etos yang baik.
Kedua, dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisnis yang modern sangat sadar bahwa konsumen adalah raja. Oleh karena itu, hal yang paling pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar yang penuh persaingan adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen. Ini bukan merupakan hal yang mudah.
Karena dalam pasar yang penuh dengan persaingan dan pasar yang bebas dan terbuka, dimana ada beragam barang dan jasa ditawarkan dengan harga dan mutu yang kompetitif, sekali konsumen dirugikan, maka mereka akan berpaling dari perusahaan tersebut.
Yang paling pokok, adalah para pelaku bisnis modern sadar betul bahwa kepecayaan konsumen hanya mungkin dijaga dengan memperhatikan citra bisnisnya sebagai bisnis yang baik dan etis. Termasuk didalamnya adalah pelayanan, tanggapan terhadap keluhan konsumen, hormat pada hak dan kepentingan konsumen, menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang baik dan harga yang sebanding., tidak menipu konsumen dengan iklan bombastis dan seterusnya.
Hal ini kini benar-benar oleh perusahaan-perusahaan yang memang ingin membangun sebuah kerajaan bisnis bertahan lama, mereka sadar bahwa kini konsumen sangat kritis dan tidak mudah dibohongi.
Ketiga, dalam system pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral dan berpihak tetapi secara efektif menjaga agar kepentingan dan hak dari semua pihak dijamin. Para pelaku bisnis berusaha sebaik mungkin untuk menghindarkan campur tangan pemerintah, karena baginya akan mengganggu kelangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang paling efektif untuk keperluan itu adalah dengan cara menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu dengan menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa sengaja merugikan kepentingan semua pihak yang terkait dalam bisnisnya. Asumsinya adalah, jika sampai terjadi ia menjalankan bisnisnya dengan merugikan pihak tertentu, maka pemerintah yang tuhasnya adalah menjaga dan menjamin hak dan kepentingan semua pihak tanpa terkecuali, dan ini kita andaikan dijalankan secara konsekuen akan serta merta turun tangan mengambil tindakan tertentu untuk menertibkan praktek bisnis yang tidak baik itu. Termasuk dalam tindakan tersebut, adalah larangan atau pencabutan ijin usaha perusahaan tersebut yang mana akan fatal bagi nasib perusahaan tersebut. Jadi, dari pada melakukan bisnis yang melanggar kepentingan, para pelaku bisnis berusaha sedapat mungkin untuk secara proaktif berbisnis secara baik dan etis. Paling kurang ini adalah tuntutan dari dalam perusahaan tersebut demi kelangsungan perusahaan itu, demi mendapat keuntungan yang menjadi tujuan pokok bisnis.
Keempat, perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang siap dieksploitasi demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Justru sebaliknya, karyawan dianggap sebagai subyek utama dari bisnis suatu perusahaan yang sangat memungkinkan berhasil tidaknya perusahaan tersebut.

Dalam bisnis yang penuh persaingan ketat, karyawan adalah orang-orang professional yang tidak mudah diganti. Karena penggantian tenaga professional akan merugikan perusahaan dari segi financial, waktu, energy, irama kerja perusahaan, team work dan seterusnya. Dengan demikian yang paling ideal bagi perusahaan modern adalah bagaimana menjaga dan mempertahankan tenaga kerja professional yang ada daripada membiarkan mereka pergi dan mengundurkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar